KKN dan Analisa Singkat

21:22:00 Fauzi 1 Komentar


Persahabatan, persaudaraan, bahkan mungkin cinta yang timbul antar teman-teman KKN menjadi bukti sahih bahwa KKN membawa dampak positif kepada kita para mahasiswa, kepada INTERN kita.

Namun, benarkah demikian yang diharapkan perguruan tinggi terhadap pelaksanaan KKN ini? Sedikit hal yang bisa saya ambil dari buku pedoman kita yang mengatakan bahwa sasaran diadakannya KKN ini untuk mahasiswa adalah :
  1. Membentuk sikap dan rasa cinta, kepedulian sosial, serta tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat.
  2. Membina mahasiswa agar menjadi seorang inovator, motivator, dan problem solver.
  3. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader pembangunan.
Masih banyak yang menjadi sasaran yag tidak saya cantumkan disini, namun yang jelas semuanya memiliki tujuan yang sama : perkembangan individu kita sebagai mahasiswa di wilayah KKN.

Nah, ada pertanyaan yang sederhana namun menggelitik, sudahkah sasarannya tercapai ? Adakah perkembangan yang kita rasakan sebagai mahasiswa, sebagai kalangan ilmiah, dalam KKN ? Apakah kita bisa membuat perubahan di daerah KKN? Sebelum anda menjawabnya, mari kita analisa lagi lebih dalam tentang kegiatan KKN kita.

Peranan Mahasiswa saat KKN ?
Selama KKN, kita dibebankan dengan program-program yang sesuai dengan bidang keilmuan kita masing-masing. Program ini ada yang bersifat pribadi, kelompok, ataupun antara kelompok lainnya. Bahkan, saya mendengar kabar ada teman-teman yang tidak memiliki program pribadi. Tentu semuanya dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan survey yang telah dilakukan sebelumnya.

Tidak semua jurusan bisa memiliki program yang sesuai, semuanya disesuaikan dengan keadaan tempat KKN. (Nah, lo ??) Padahal kita sudah diberikan beban harus sesuai dengan ilmu yang ditekuni. Teman-teman jurusan Hukum di tempat KKN saya bingung memilih program yang sesuai, karena hampir tidak ada permasalahan hukum yang ditemukan. Mahasiswa Ilmu Teknik Informatika yang ditempatkan di Fakultas Pertanian juga tidak bisa menerapkan ilmunya, karena memang tidak atau mungkin belum ada software apapun yang bisa dibuat disana. Pada akhirnya, program dibuat menjadi asal-asalan, yang penting jalan, ada fotonya, dan dibuat dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

Saya tidak munafik, karena saya juga demikian. Pertanyaan lagi, perkembangan yang seperti apa yang kita dapatkan dari hal-hal seperti itu ? Apakah dengan cara demikian kita menjadi problem solver, menjadi motivator, menjadi inovator ? Jawabannya tidak. Mahasiswa hanya menjadi event organizer (EO). Mengadakan acara, selesai, kembali ke posko. Dampaknya ke wilayah sekitar, hampir tidak ada. Mahasiswa KKN bergerak dan bertindak nyaris tanpa arah, tanpa tujuan yang jelas. Akibatnya, KKN malah seperti liburan, santai. Bahkan ada yang menjadikan KKN sebagai program penggemukan badan, ironis. Hal-hal seperti ini diperparah oleh keadaan dimana tidak adanya kontrol yang jelas dari supervisor maupun panitia pelaksana yang mengatasnamakan pengabdian kepada universitas. Mereka yang dalam teorinya juga harus turun ke lapangan untuk mengontrol keadaan "anak-anak" mereka, malah hampir tidak pernah "nongol", entah kemana. Semuanya berkutat pada kepentingan dan alasan masing-masing.

Intinya adalah KKN sama sekali tidak berdampak pada peningkatan kualitas kita sebagai mahasiswa, bahkan mungkin juga untuk kemanusiaan kita masing-masing. Kita dikendalikan sebagai makhluk "pengejar target". Semuanya bergerak seperti robot, karena jika tidak demikian, maka kita akan mendapatkan sanksi berupa pengurangan nilai. Ini semua akan berpengaruh ke dalam pemikiran, dimana pemikiran tidak bisa dibiarkan "liar". Pemikiran kita "ditenggelamkan’ dengan sukses. Untung saja KKN cuma sebulan lebih sedikit, karena saya tidak bisa membayangkan betapa "mandeknya" pemikiran-pemikiran kita jika KKN dengan sistem seperti ini dibiarkan sampai berlarut-larut. Namun setidaknya, ditengah kebobrokan ini, kita mendapatkan pengalaman. Dan hanya itulah yang mungkin bisa kita banggakan, disamping pertemanan itu tentunya.

KKN hanya bisa, sekali lagi, hanya bisa memberikan pengalaman, memberikan persaudaraan, pertemanan, namun tanpa pemecahan masalah masyarakat. Mahasiswa KKN hanya bertindak selayaknya Sinterklas, memberikan hadiah, namun setelah dia pergi, masyarakat akan tetap saja seperti semula: miskin dan tanpa solusi.

Oleh sebab itulah saya meminta kepada teman-teman menyisakan sedikit waktu untuk berpikir : apa yang dapat saya berikan untuk lingkungan KKN ? Sebab ilmu yang kita dapat sekarang tidak akan ada gunanya jika kita hanya memanfaatkan untuk diri sendiri. Kemanusiaan kita tidak akan mengalami perkembangan sama sekali. Tidak harus melakukan sesuatu awal yang sulit untuk mendapatkan hasil yang gilang gemilang. Sederhana, namun dengan hasil yang luar biasa…..

MERDEKA!

1 comment: