'Galau Positif' ? Apa Bisa ?

00:05:00 Fauzi 0 Komentar

'Galau Positif' ? Apa Bisa ?
Picture by : Wikihow.com
Layaknya manusia yang masih bernapas kita pasti pernah mengalami fase galau. What GALAU ? Mungkin untuk sekarang istilah itu yang saya pakai karena lagi trend dikalangan remaja labil yang belum stabil. Sebenarnya galau itu gak salah, itu cuma masalah keyakinan kita yang selalu di dampingi keragu-raguan.

Saya pernah baca di salah satu novel, yang menceritakan tentang seseorang yang terombang-ambing dilaut lepas tanpa sedikitpun tersisa benda dan makanan untuk bertahan hidup. Selama 79 hari dia mengkonsumsi daging kura-kura tanpa dimasak, dan untuk air minumnya dia menyuling air laut menjadi air tawar. Setiap kali dia hampir menyerah dengan keadaan itu, dia terus membangun keyakinan dalam dirinya "Aku mampu keluar dari situasi ini, aku akan hidup lebih lama". Berulang kali dia ucapkan kalimat itu, dan pada hari ke 79, perahunya terdampar disebuah pulau. Lalu, dia ditemukan oleh penduduk setempat dengan kondisi tubuh yang sangat lemas, dan puluhan bangkai kura-kura di dalam perahunya.

Mungkin benar kutipan dedi corbuzer, "Berpikir positif jika ingin mendapatkan hal yang positif".

GALAU POSITIF. Apa iya bisa ? Why not ? Galau gak perlu pesta miras, yang cuma hilang hanya dalam beberapa jam dan besoknya galau lagi. Hidup ini pilihan. Antara hidup dengan cara sulit atau hidup dengan cara mudah, itu tergantung kita. Kalau mau yang mudah kita tinggal bermalas-malasan, tidur makan main, minta uang sama ayah ibu, dan terus seperti itu sampai mati. Lalu dimana titik seni kehidupan, tanyakan sama orang-orang seperti itu.

Saya selalu pilih cara sulit, karena hasilnya memuaskan. Saya paling suka pacaran dengan orang-orang yang jauh diatas saya, baik itu dalam hal materi, pendidikan, ilmu maupun umur hehe. Memang semua manusia sama namun akan berbeda jika dilihat dari kacamata manusia. Saya sering diingatkan oleh orang tua dan teman dekat. Kata mereka "pacaran sama orang biasa aja jangan ketinggian, nanti kamu sakit". Karena tak bisa memenuhi keinginannya, dan bisa jadi dipermainkan.

Oke saya jawab terima kasih atas kepedulian terhadap perasaan saya, dilanjutkan dengan mengucapkan amit-amit setelah mereka mengatakan itu. Yah benar saya sering sakit hati, tercacimaki, galau yang sangat lama akibat cinta. Tapi disisi lain dengan secara tak sadar saya selalu bercita-cita besar, berkeyakinan saya mampu.

saya bisa, dan sampai saat ini saya terus berusaha dari keyakinan itu, alhamdulillah satu persatu keinginan saya tercapai, alhasil orang tua saya sempat tersenyum kecil karena pencapaian saya. Jika saya memacari wanita biasa, saya tak perlu jadi orang hebat. Cukup jadi tukang bakso juga bisa untuk menafkahi anak dan istri saya kelak.

Memang niat saya terlalu naif, tidak seperti mereka yang bercita-cita ingin menunaikan orang tuanya ke mekah. Namun apapun niat kita, asal berhasil membakar pikiran negatif dan menghasikan hal positif, pasti semua berjalan manis. Tak ada yang mustahil dalam hidup, karena hidup penuh kejutan.

Hidup ini hanya sekali, buatlah lebih berarti.

Ini hanya opini subjektif saya, jika kalian punya cara pandang yang lain, ayo tuangkan dalam tulisan, berkarya itu indah.


0 komentar: